Yahoo!

Make Your Domains Yahoo! for Only US$9/yr!

Minggu, 17 April 2011

Pengajian Ahad Pagi: Hal yang Dimakruhkan dalam Shalat

Bismillaahi Ar-Rahmaani Ar-Rahiimi
 
Sebagai seorang Muslim tentu kita diwajibkan untuk mengimani/mempercayai enam hal, dan mengikuti lima rukun dalam Islam. Apabila seorang Muslim tidak mengamalkan kedua hal tersebut, maka ke-Islamannya patut dipertanyakan.
 
Tweet saya kemarin membicarakan tentang salah satu Rukun Islam, yaitu Shalat. Mulai dari rukunnya, wajibnya, dan sifat shalat Nabi, dengan beberapa versi shahih. Dalam rangka agar tidak terlalu banyak tweet yang saya publish, materi kali ini saya rangkum dalam sebuah artikel: Bab tentang Hal-hal yang Dimakruhkan dalam Shalat. Hal ini cukup penting untuk disampaikan mengingat makruh, menurut para fuqaha' (ahli fiqh), adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT jika kita melakukannya dan mengurangi pahala kita, tetapi kita mendapatkan pahala jika kita meninggalkan hal tersebut. Meskipun tidak berdosa, bukankah lebih baik mendapat pahala daripada dibenci oleh Allah SWT? Maka dari itu, hal-hal makruh menjadi penting untuk dibahas agar kita 
dapat menghindarinya.

Berikut sedikit ringkasan hal yang makruh ketika sedang shalat, diambil dari Kitab Mulakhkkhos Fiqh:
1. Shalat sambil menengokkan wajah (tidak menghadapkan wajah ke tempat sujud, kecuali ketika tasyahud awal atau akhir pandangan mata tertuju pada telunjuk tangan kanan). Rasulullah pernah bersabda, bahwasanya kelakuan menengak-tengok itu adalah pencurian oleh syaithan pada hamba-Nya, kecuali bila ada hajat. Sebagai contoh, kita membawa adik ikut shalat di Masjid. Waktu itu kita tidak mengetahui adik sedang mengantuk sekali. Tiba-tiba di pertengahan shalat si adik yang ada di samping kita hampir jatuh karena tak kuat menahan kantuk. Boleh kita menahan adik agar tidak jatuh, kemudian didudukkan. Selama sebagian badan masih menghadap kiblat, tidak mengapa setelah kejadian tersebut kita meneruskan shalat (sebab salah satu syarat sah nya shalat adalah seluruh anggota badan dihadapkan ke arah kiblat kecuali wajah ke tempat sujud).

2. Dimakruhkan untuk menengadahkan (menghadapkan ke atas) kepala ketika shalat. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah mempertanyakan apa yang dilakukan sebagian orang ketika shalat memandang ke atas? Akan aku cabut penglihatannya.

3. Shalat sambil memejamkan mata. Hal ini dimakruhkan, sebab dalam proses peribadatan yang memejamkan matanya adalah ibadahnya orang Yahudi. Hal tersebut tidak jadi dimakruhkan, ketika memejamkan mata bertujuan untuk tidak memandang hal-hal yang membuat kita tidak khusyuk ketika shalat. Misal kita berada di shaf ke dua. Di depan kita kita dapati jama'ah menggunakan kaos yang memuat tulisan-tulisan, sehingga kita merasa terganggu karena selalu membaca tulisan tersebut.

4. Duduk tasyahud awal/akhir, dengan jari-jari kaki kanan tidak ditekukkan mengarah ke arah kiblat.

5. Bersandar pada sebuah tiang atau dinding, kecuali sedang sakit dan tidak kuat berdiri. Sebenarnya jika kondisi badan atau keadaan tidak memungkinkan bagi jama'ah untuk berdiri, tidak mengapa shalat sambil duduk.

6. Meletakkan siku ke tempat sujud ketika sedang sujud. Rasulullah melarang hal tersebut, karena menyerupai anjing. Sedangkan kita tidak diperbolehkan untuk menyerupai binatang.

7. Bermain-main ketika shalat: membersihkan kuku dari kotoran, menggerak-gerakkan kaki, bersiul, dll.

8. Membunyikan tangan atau anggota tubuh yang lainnya.

9. Meletakkan tangan pada pinggang. Hal ini merupakan simbol kesombongan dan keangkuhan orang kafir (ngapain juga shalat sambil methentheng).

10. Ketika shalat, tangan kita sedang memegang sesuatu. Entah bolpoin, uang, atau apapun lebih baik dikantongkan segera sebelum shalat. Jika di saku kemudian jatuh ke tempat sujud, jika tidak mengganggu sujud atau duduk tasyahud kita, lebih baik dibiarkan sampai shalat kita selesai.

11. Meletakkan gambar-gambar di depan kita ketika shalat. Hal ini dimakruhkan karena menyerupai orang-orang sufi yang meletakkan gambar-gambar "syech" yang mereka anggap 'alim, bertujuan agar shalatnya khusyuk. Ini malah sudah termasuk kategori musyrik.

12. Pikirannya sedang kacau: menahan kencing, buang air besar, bahkan menahan rasa lapar dan dahaga (ketika tidak sedang puasa). Lebih baik dituntaskan dulu ketiga hal tersebut. Rasulullah pernah menyarankan kita: apabila telah disediakan makan malam, kemudian adzan Isya' berkumandang, makanlah dahulu.

13. Mengkhususkan sesuatu diletakkan di tempat sujud. Karena hal ini menyerupai orang Syi'ah yang mengkhususkan shalatnya menggunakan daun dari karballah yang diletakkan di tempat sujud. Padahal, tak ada aturan yang memberlakukan hal tersebut dan tidak ada dosa ketika meninggalkannya. Bagaimana dengan sajadah kecil atau sapu tangan agar dahi atau hidung kita tidak kotor? Boleh saja, asal tidak mengkhususkan kalau shalat harus pakai sajadah (di Masjid kan sekarang banyak yang pake karpet, ngapain ditambah sajadah?). Sajadah menjadi sesuatu yang nanti ditakutkan shaf tidak akan lurus, karena ukurannya yang  berbeda-beda. Dan sebenarnya kotor di dahi itu tidak mengapa, selama bukan najis (karena tidak semua yang kotor itu najis). Maka kita biarkan saja sampai shalat selesai, kemudian baru kita usap. Sebab:
 
14. Mengusapkan wajah (dahi atau hidung) ketika sujud atau setelah sujud, tanpa ada gangguan apapun, adalah makruh. Lalu bagaimana kebiasaan orang yang mengusapkan wajah setelah shalat? Ceritanya, kalau di Jazirah Arab itu kan daerah yang banyak sekali debu dan pasir. Sehingga, kemungkinan tempat sujud menjadi kotor karena hal itu ada. Maka, setelah shalat Rasulullah dan shahabat membersihkan wajah dengan mengusapkan bagian tertentu yan dirasa terkena kotoran. Di Indonesia? Ya kalau tidak kotor, tak usah di usap.
 
15. Ketika tidak seluruh jasmani-rohani ikut shalat. Misal sedang shalat tapi kepikiran mau kencing, atau lapar, atau malah ada bagian anggota tubuh yang digerak-gerakkan tanpa mengikuti aturan gerakan dalam shalat. Kecuali jika ada bagian tubuh yang gatal, boleh digaruk sebentar.
 
Demikian sedikit ringkasan hal-hal yang dimakruhkan ketika shalat. Semoga ilmu ini menjadi berkah bagi kita semua, dan semoga Allah SWT meridhainya.

Tidak ada komentar: