Yahoo!

Make Your Domains Yahoo! for Only US$9/yr!

Minggu, 19 Desember 2010

Malas Tapi Sukses: Bab 2 (Menghargai Kemalasan)

Tee hee, maaf saya terlambat luar biasa. Bukan karena saya malas, tapi sekolah banyak tugas dan ujian!

Okay, kita mulai saja! Kali ini tanpa gambar, karena saya malas. :D

Il fait trop beau pour travailler (Terlalu Menyenangkan untuk Bekerja; Pepatah Prancis)

Kemalasan adalah dorongan untuk menghindari pekerjaan atau, dalam skenario yang lebih buruk, untuk melakukan pekerjaan sesedikit mungkin. Dorongan ini sangat luar biasa dan patut diacungi jempol. Kita harus bangga karena memilikinya dan harus mengembangkannya, karena dorongan ini tidak hanya sesuai dan klop dengan segala macam hukum alam, tapi juga menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan. Seseorang yang dengan cerdik mampu memanfaatkan nikmat kemalasan yang dianugerahkan Tuhan padanya niscaya akan mampu membereskan semuanya.

Pada Mulanya...
Ketika Tuhan menciptakan alam semesta, Dia tidak "bekerja" untuk itu. Bagaimana mungkin mencipta sebagai salah satu sifat Tuhan dapat dikatan sebagai pekerjaan? Tuhan itu Maha Kuasa. Karena itulah, Dia tidak perlu berbuat apa-apa agar sesuatu yang maha berat bisa terangkat. Dengan kemahatahuannya, Dia sama sekali tidak perlu mengurusi setiap detail. Dan karena Dia "hadir" di mana-mana, Dia bahkan tidak perlu "bolak-balik" ke sana kemari. Jadi di manakah yang disebut kerja di sini?

Mengingat sifat-sifat Tuhan, maka hanya ada satu kesimpulan - penciptaan adalah peristiwa pergeseran halus dalam kesadaran-Nya yang tak terikat. Pendapat yang menyatakan sebaliknya akan berarti memandang rendah kemahakuasaan dan kemuliaan Sang Pencipta kita. Namun, ini bukan bagian yang terpenting. Yang paling menggugah dari itu adalah bahwa setelah menghabiskan waktu selama enam hari untuk mencipta, Tuhan pun beristirahat*. *(Saya bahkan nggak tahu Agama mana yang menyatakan demikian. Kalau saya sebagai Muslim, tentu Beliau tidak istirahat, tidak tidur, dan senantiasa mengawasi kita sebagai hamba-Nya. Jadi, better not believe but get what are this guy want to say)

Apakah Ibu Pertiwi Pemalas?
Tuhan tidak hanya bekerja dalam menciptakan makhluk, dia juga merancang alam semesta berdasarkan prinsip tak-bekerja.

Dengan kata lain, alam juga tidak bekerja. Dia berfungsi tanpa bersusah-payah, dan ketika berhadapan dengan situasi genting, alam akan memilih kerja yang paling sedikit.

Fisika sudah menyediakan nama yang amat bagus untuk hal ini - Asas Tindakan Terkecil (the Principal of Least Action).

Hukum ini pertama kali dirumuskan pada abad ke-18 oleh Lagrange, Hamilton, dan Jacobi, semuanya adalah ilmuwan terkenal, yang kala itu menyelidiki gerakan benda-benda langit.

Ternyata Asas Tindakan Terkecil ini adalah bentuk matematis yang tidak hanya menggambarkan gerak benda-benda langit tapi juga seluruh hukum gerak fisika termasuk elektromagnetik, gerak gelombang cahaya, dan teori kuantum. Dengan kata lain, segala sesuatu di alam semesta ini dengan gembira dan senang hati mengikuti Asas Tindakan Terkecil.

Mari kita lihat sebuah contoh berikut. Ketika kita melemparkan sebuah bola ke udara, dia tidak akan meluncur zig-zag dengan pola tak beraturan. Bola itu akan bergerak ke atas mengikuti jalur yang paling gampang, pendek, lurus dan meluncur ke bawah juga lewat jalur yang paling gampang, pendek, dan lurus. Para ilmuwan menjelaskan fenomena sederhana ini dengan mengatakan bahwa bola bergerak seperti demikian untuk memperkecil selisih waktu antara kinetika dengan energi potensial, kuantitas yang dapat diukur yang dapat diukur yang disebut tindakan. Hasilnya akan selalu berupa jalur yang paling gampang, pendek, dan lurus atau tindakan terkecil.

Jadi kesimpulannya jelas sudah: Ibu Pertiwi adalah mama yang malas.

Bahkan Einstein pun Sepakat
Tanpa ingin menjelaskan panjang lebar Teori Relativitas Einstein dan teorinya tentang geometri ruang-waktu, apalagi berusaha memahaminya, di sini saya hanya ingin mengambil kata-kata Einstein dan percaya bahwa dia membuktikan bahwasanya orbit sebuah planet sebenarnya adalah sejarah ruang-waktu yang paling lurus, pendek, dan gampang - geodesik. Menurut para ilmuwan, di bidang datar apapun, geodesik adalah jarak terdekat antara dua titik. Dengan demikian, seluruh kosmos ini, dengan mengikuti jalur paling mudah, pendek, dan singkat.

Sebabnya sudah jelas di depan mata kita - Asas Tindakan Terkecil. Alam, yang malas-malasan menata seluruh semesta raya ini, entah di level mikrokosmos maupun makrokosmos, akan bekerja sesedikit mungkin.

Jika Anda bertanya pada saya, maka alangkah luar biasa kesempurnaan dan kesuksesan yang lahir tanpa kerja sama sekali.

Apakah Kita Sudah Selesai dengan Fisika?
Belum. Saya ingin beralih dari level kosmik ke level pemahaman manusia.

Kecenderungan dalam fisika adalah ke arah penyeragaman dan penyerdehanaan. Dengan kata lain, berusaha menjelaskan semakin banyak fenomena dengan hukum-hukum yang makin sedikit.

Jadi, Jika Einstein dan fisikawan-fisikawan besar zaman modern lainnya berhasil meriah impian mereka, maka satu prinsip - medan terpadu - akan mendeskripsikan semuanya, segala-galanya, mulai dari Big Bang sampai seterusnya. Pelajaran yang harus diambil pelajar yang malas dari cerita ini adalah bahwa dengan memahami satu prinsip, dia akan tahu segala-galanya. Sekarang dia hanya tinggal menerapkan Asas Tindakan Terkecil itu dalam kehidupan nyatanya.

Ini sama sekali bukan hal yang mengada-ada. Kita akan kembali membahas hal ini nanti.

Tidak ada komentar: