Yahoo!

Make Your Domains Yahoo! for Only US$9/yr!

Sabtu, 28 Agustus 2010

Kami Modern!

Assalaamu'alaikum, Wa Rahmatullaahi, Wa Barakaatuh

Mungkin Islam yang fundamentalis akan dianggap "kuno" oleh para pemikir modern (sekalipun dia Muslim). Bisa saja ada yang nyeletuk: Hari gini kok masih mbahas Shalat, wudhu, puasa. Jalanin ajalah gak usah dibahas. Bahas aja yang lain, biar Islam lebih maju!


Menurut pemahaman saya, itu keliru lho. Maksudnya, gampangannya begini. Saya tak ngarang cerita aja ya: misal ada konstruktor rumah dan pemilik sebuah rumah yang mau dibangun kontraktornya itu.
  "Pak, ini dindingnya nantinya mau dicat atau pakai bata terakota aja?"
  "Bagus terakota deh kayaknya. Biayanya gampanglah nanti, sudah ada yang mengatur".
  "Oh, gitu. Kalau gitu saya pesankan dulu sebagian, nanti dilihat cocok tidak".
  "Oke. (Adzan Maghrib terdengar, seraya terburu-buru) Maaf, saya mau ke Masjid dulu! Nanti setelah Isya' ya!"
  "Lhoh pak, nanggung terakotanya cuma deket sini kok! Sebentar saja!"
  "Dipesankan saja yang paling cocok dengan rumah saya nantinya. Insya Allah cocok, saya percaya sama Bapak yang memilihkannya!"
  "Ya sudah.."
  Kemudian bapaknya yang punya rumah balik dari Masjid setelah Isya'. Di situ tinggal konstruktornya saja, sementara pekerjanya sudah pulang.
  "Terima kasih sudah menunggu!"
  "Kok lama sekali sih pak?"
  "Ah, itu cuma sebentar kok. Tadi ada pengajian setelah Shalat Maghrib. Investasi otak dan hati lah. ".
  "Memangnya pengajian tentang apa?"
  "Masalah Shalat Rawatib. Oya, bapak sudah Shalat Magrhib dan Isya'?"
  "Sudah. Tadi sendiri di Mushalla".
  "Alhamdulillah..."
  "Kenapa sih bapak masih membahas shalat sunnah itu? Kan hukumnya sunnah, nggak usah nggak apa kan?"
  "Emang gak apa. Cuma saya jadi merasa rugi!"
  "Lho kok rugi?"
  "Iya. haditsnya dari Muslim nih: “Tiada seorang hamba muslim shalat karena Allah setiap hari 12 rakaat sebagai shalat sunnat selain shalat fardhu, kecuali Allah membangunkan baginya rumah di surga” HR. Muslim, No. 728. Itu juga jadi pelebur dosa-dosa lho....."
 "Ah yang bener pak?"
 "Eeh, ini shahih Muslim. Kalau saya sih percaya, sapa yang gak mau dibangunkan rumah khusus buat kita di surga kelak."
 "Tapi pak, kalau disesuaikan jaman sekarang waktunya gak cukup dong. Itu kan udah jaman dulu.."
 "Bapak menyesuaikan jaman sekarang kan? Saya menyesuaikan ramalan masa depan sesuai hadits Rasulullah. Modern kan pak? Nggak kuno kok. Hehe.."
 "Ya tapi kalau kita bahas yang kayak gitu terus, kapan majunya kita? Makanya banyak yang bilang Islam itu kuno, yang dibahas itu - itu aja..."
 "Yah, gimana sih. Sekarang gini, bapak percaya gak kalau mau bangun rumah langsung masang reng atapnya?"
 "Nggak lah, pakai pondasi dulu, terus dinding, dan lain - lain! Ngejek nih ceritanya sarjana arsitek?"
 "Sabar pak, saya nggak ngejek. Bapak dasarnya apa kok bisa bilang itu?"
 "Kuliah dong".
 "Tujuannya?"
 "Biar bisa bangun rumah yang bagus.."
 "Sama kan? Saya masih banyak pengajian - pengajian, karena Allah. Karena janji-Nya lah untuk membangunkan rumah di surga bagi yang menjalankan shalat rawatib. Kalau bapak tanya kenapa saya bisa bilang gitu, ya karena saya punya dasarnya. Jadi, saya punya dasar untuk hidup di masa mendatang, tanpa meninggalkan hal - hal duniawi. Saya bakal bilang terakota itu bata biasa, kalau saya nggak cari tahu."
 "........Saya minta maaf.."

Tidak ada komentar: